Tafsir Al-Muyasar Surat At-Taubah 101-110

AT TAUBAH : 101

وَمِمَّنْ حَوْلَكُم مِّنَ الأَعْرَابِ مُنَافِقُونَ وَمِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ مَرَدُواْ عَلَى النِّفَاقِ لاَ تَعْلَمُهُمْ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْ سَنُعَذِّبُهُم مَّرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَى عَذَابٍ عَظِيمٍ
Terjemah :
Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu [657] itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.

[657] Maksudnya: orang-orang Badwi yang berdiam di sekitar Madinah.
Tafsir :
Dan di antara kaum Badui yang tinggal di sekeliling Madinah, juga di antara orang Madinah itu ada orang munafik. Mereka tetap dan bahkan semakin bertambah dan keterlaluan dalam kemunafikannya. Mereka menyembunyikan kemunafikan itu dari kamu (wahai Rasul), tetapi Kami mengetahuinya dan Kami akan menyiksa mereka dua kali; diperangi, ditawan dan dibuka kejelekannya di dunia. Di akhirat, mereka akan mendapat siksa kubur setelah mati, kemudian pada Hari Kiamat mereka akan dikembalikan pada siksa yang sangat pedih di Neraka Jahanam.

AT TAUBAH : 102

وَآخَرُونَ اعْتَرَفُواْ بِذُنُوبِهِمْ خَلَطُواْ عَمَلاً صَالِحًا وَآخَرَ سَيِّئًا عَسَى اللّهُ أَن يَتُوبَ عَلَيْهِمْ إِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Terjemah :
Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampurbaurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.
Tafsir :
Dan sebagian penduduk di sekitar Madinah yang lain ada yang mengakui dosa-dosa mereka, lantas menyesal dan bertaubat. Kemudian mereka mencampuradukkan amal shalih (taubat, penyesalan, pengakuan dosa mereka dan perbuatan shalih mereka yang lain) dengan perbuatan buruk (berpaling dari Rasulullah صلی الله عليه وسلم  dan perbuatan buruk lainnya). Semoga Allah mengampuni dan menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun terhadap hamba-hamba-Nya dan Maha Penyayang kepada mereka.

Asbabun Nuzul :

Mereka melakukan itu, sementara tiga orang tidak mengikat diri mereka, Rasulullah صلی الله عليه وسلم  pulang dari perang, beliau bertanya : Siapa orang-orang yang terikat di tiang itu?? Seorang laki-laki berkata : Abu Lubabah dan kawan-kawannya yang tidak ikut berperang, mereka telah berjanji kepada Allah tidak akan membuka ikatan mereka hingga engkaulah yang membukanya. Nabi صلی الله عليه وسلم  bersabda : Aku juga tidak akan membukanya sebelum ada perintah. Maka Allah menurunkan ayat 102 ini.

AT TAUBAH : 103

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Terjemah :
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan [658] dan mensucikan [659] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

[658] Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda [659] Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.
Tafsir :
Ambilah zakat (wahai Rasul) dari sebagian harta mereka (orang-orang yang bertaubat, tetapi mencampuradukkan perbuatan baik dan buruk). Dengan zakat itu, kamu membersihkan dan menyucikan mereka dari kesalahan dan dosa. Kamu pun mengangkat mereka dari derajat orang-orang munafik ke dalam derajat orang-orang ikhlas (mukhlisin). Doakanlah dan mohonkan ampunan untuk mereka agar mereka mendapatkan pengampunan atas dosa-dosa mereka. Sesungguhnya doamu dan permohonan ampunmu merupakan rahmat dan ketenangan bagi mereka. Allah Maha Mendengar setiap doa dan perkataan, Maha Mengetahui keadaan para hamba dan niat mereka, dan Allah akan memberikan balasan kepada setiap hamba sesuai dengan amalannya.

AT TAUBAH : 104

أَلَمْ يَعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Terjemah :
Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang?
Tafsir :
Tidakkah orang yang berpaling dari berjihad itu tahu bahwa hanya Allah-lah yang menerima taubat hamba-Nya, menerima zakat dan membalasnya dengan pahala, dan bahwa Allah-lah yang Maha Menerima taubat hamba-Nya apabila mereka kembali ke dalam ketaatan, dan Maha Penyayang jika mereka mengharap keridhaan-Nya?

AT TAUBAH : 105

وَقُلِ اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Terjemah :
Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Tafsir :
Katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang yang berpaling dari berjihad (tidak mau ikut berjhad) : Bebuatlah karena Allah dengan melakukan apa yang diridhai-Nya berupa ketaatan, menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat, sesungguhnya Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang Mukmin akan melihat apa yang kalian perbuat dan menampakkan urusan kalian, kemudian kalian akan dikembalikan pada Hari Kiamat kepada Dzat yang Maha Mengetahui apa yang kalian rahasiakan dan tampakkan. Kemudian akan diberitahukan kepada kalian apa yang kalian perbuat. Ini adalah ancaman dan peringatan terhadap orang yang terus bebruat batil dan melampaui batas.

AT TAUBAH : 106

وَآخَرُونَ مُرْجَوْنَ لِأَمْرِ اللّهِ إِمَّا يُعَذِّبُهُمْ وَإِمَّا يَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَاللّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Terjemah :
Dan ada (pula) orang-orang lain yang ditangguhkan sampai ada keputusan Allah; adakalanya Allah akan mengazab mereka dan adakalanya Allah akan menerima taubat mereka. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Tafsir :
Dan di antara orang-orang yang berpaling dari kalian (wahai orang-orang Mukmin) dalam peperangan (Tabuk) itu ada yang lain yang ditangguhkan, yaitu ditangguhkan keputusan Allah atas mereka; apakah mereka akan mendapat adzab Allah atau ampunan-Nya. Mereka itu adalah orang-orang yang menyesali perbuatan mereka. Mereka adalah Murarah bin Rabi, Kaab bin Malik dan Hilal bin Umayyah. Allah Maha Mengetahui siapa yang berhak mendapatkan siksa atau pengampunan. Maha Bijaksana dalam setiap perkataan dan perbuatan-Nya.

AT TAUBAH : 107

وَالَّذِينَ اتَّخَذُواْ مَسْجِدًا ضِرَارًا وَكُفْرًا وَتَفْرِيقًا بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَادًا لِّمَنْ حَارَبَ اللّهَ وَرَسُولَهُ مِن قَبْلُ وَلَيَحْلِفَنَّ إِنْ أَرَدْنَا إِلاَّ الْحُسْنَى وَاللّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
Terjemah :
Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mumin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mumin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu [660]. Mereka Sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak menghendaki selain kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).
________________________________________
[660] Yang dimaksudkan dengan orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu ialah seorang pendeta Nasrani bernama Abu Amir, yang mereka tunggu-tunggu kedatangannya dari Syiria untuk bersembahyang di masjid yang mereka dirikan itu, serta membawa tentara Romawi yang akan memerangi kaum muslimin. Akan tetapi kedatangan Abu Amir ini tidak jadi karena ia mati di Syiria. Dan masjid yang didirikan kaum munafik itu diruntuhkan atas perintah Rasulullah r berkenaan dengan wahyu yang diterimanya sesudah kembali dari perang Tabuk.
Tafsir :
Orang-orang munafik yang mendirikan masjid dengan tujuan menimbulkan kemudharatan bagi orang-orang Mukmin, membuat kekafiran terhadap Allah dan untuk memecah belah mereka, agar sebagian orang Mukmin shalat di dalamnya dan meninggalkan Masjid Quba yang biasa digunakan shalat oleh orang-orang Mukmin, maka mereka berselisih dan terpecah karena hal itu. Masjid itu juga didirikan untuk menunggu orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dulu (yaitu Abu Amir ar-Rahib al-Fasiq) dan dijadikan tempat menyusun tipu daya terhadap orang-orang muslim. Mereka (orang-orang munafik) bersumpah bahwa mereka tidak mendirikan masjid itu kecuali untuk kebaikan dan menolong umat muslim, juga untuk memberikan kemudahan bagi orang-orang lemah dan tua yang merasa payah jika harus pergi ke Masjid Quba. Allah menjadi saksi bahwa sumpah mereka adalah palsu dan dusta. Maka dihancurkan dan dibakarlah masjid itu.

AT TAUBAH : 108

لاَ تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُواْ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
Terjemah :
Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.
Tafsir :
Janganlah engkau (wahai Nabi) shalat di masjid itu selamanya, karena masjid yang dibangun atas dasar ketakwaan sejak hari pertama (yaitu Masjid Quba) lebih patut untuk tempatmu shalat. Di masjid ini, orang-orang senang berthaharah membersihkan diri dengan air dari najis dan kotoran, sebagaimana mereka bersuci dengan sikap waradan beristighfar dari setiap dosa dan maksiat. Allah menyukai orang-orang yang bersuci. Apabila Masjid Quba dibangun atas dasar ketakwaan sejak hari pertama didirikan, maka masjid Rasulullah صلی الله عليه وسلم juga lebih utama dan pantas untuk shalat.

AT TAUBAH : 109

أَفَمَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى تَقْوَى مِنَ اللّهِ وَرِضْوَانٍ خَيْرٌ أَم مَّنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَىَ شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَانْهَارَ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Terjemah :
Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang- orang yang zalim.
Tafsir :
Orang yang mendirikan bangunan atas dasar ketakwaan, ketaatan, dan mengharapkan ridha Allah tidak sama dengan orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang hampir runtuh. Maka dari itu mendirikan masjid dengan tujuan kemudharatan, kekufuran, dan perpecahan antara umat muslim, sama dengan dia telah bersiap untuk jatuh ke Neraka Jahanam. Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang zhalim yang melampaui batas.

AT TAUBAH : 110

لاَ يَزَالُ بُنْيَانُهُمُ الَّذِي بَنَوْاْ رِيبَةً فِي قُلُوبِهِمْ إِلاَّ أَن تَقَطَّعَ قُلُوبُهُمْ وَاللّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Terjemah :
Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka, kecuali bila hati mereka itu telah hancur [661]. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
________________________________________
[661] Maksudnya: Bila perasaan mereka telah lenyap. Ada pula yang menafsirkan bila mereka tidak dapat taubat lagi.
Tafsir :
Bangunan munafik yang mereka dirikan untuk memberi kemudharatan terhadap Masjid Quba itu selalu menimbulkan keraguan dan kemunafikan dalam hati mereka. Hal itu tidak akan hilang sampai hati itu hancur karena mereka terbunuh atau mati, atau hingga mereka menyesal dengan sebenar-benar penyesalan, atau hingga bertaubat kepada Rabbnya, atau mereka takut dengan sangat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dalam hati orang-orang munafik, yaitu keraguan dan tujuan mereka mendirikan masjid itu. Allah Maha Bijaksana dalam mengatur urusan makhluk-Nya.

Bagikan

PPDB ONLINE

VIDEO PROFIL IBNU UMAR

Putar Video

TAFSIR AL- MUYASSAR

TAFSIR AL-MUYASAR SURAT AN-NABA AYAT 27-30

AN-NABA : 27-30 اِنَّهُمْ كَانُوْا لَا يَرْجُوْنَ حِسَابًاۙ وَّكَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا كِذَّابًاۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ كِتٰبًاۙ فَذُوْقُوْا فَلَنْ نَّزِيْدَكُمْ اِلَّا عَذَابًا ࣖ TERJEMAHAN : Sesungguhnya mereka tidak berharap (takut) kepada hisab, dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya. Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab[1549]. Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah

Selengkapnya »

TAFSIR AL-MUYASAR SURAT AN-NABA AYAT 21-26

AN-NABA : 21-26 اِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادً اۙلِّلطّٰغِيْنَ مَاٰبًاۙ لّٰبِثِيْنَ فِيْهَآ اَحْقَابًاۚ لَا يَذُوْقُوْنَ فِيْهَا بَرْدًا وَّلَا شَرَابًاۙ اِلَّا حَمِيْمًا وَّغَسَّاقًاۙ جَزَاۤءً وِّفَاقًاۗ TERJEMAHAN : Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai[1548], lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas, mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya, mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan

Selengkapnya »
Scroll to Top