Mendidik tidak bisa berjalan tanpa cinta. Anak-anak yang merasakan kasih sayang dan perhatian dari orang-orang yang mendidik akan tertarik kearahnya dan mendengar kata-katanya dengan telingan dan hati.
Untuk itu, kedua orang tua dan para pendidik harus berusaha sekuat tenaga untuk mencintai anak-anak, dan jangan melakukan apapun yang membuat anak-anak membenci mereka, seperti menghina, sering memberi hukuman, mengabaikan, membatasi kebebasan anak, dan tidak menuruti keinginan-keinginan mereka yang dibolehkan secara syar’i.
Ketika terpaksa harus memberikan hukuman pun, orang tua dan pendidik harus melakukannya dengan bijak, agar cinta yang tanpanya pendidikan tidak berjalan, tidak akan hilang.
Cinta, bukan berarti anak berkuasa dirumah dan sekolah, serta boleh melakukan apapun yang diinginkan tanpa aturan. ini bukan cinta namanya.Tapi kelemahan dan keruntuhan. Cinta Rasululloh Shollallohu ‘alayhi wa Sallam terhadap para shahabat tidak menghalangi beliau untuk membebankan kewajiban-kewajiban kepada mereka dan menggiring mereka ke medan jihad. Bahkan, beliau menghukum sahabat yang berbuat salah dan menyimpang dari batasan-batasan Islam.Ini semua tidak melemahkan cinta para sahabat kepada Rasululloh, bahkan semakin meningkatkan cinta dan keta’atan mereka kepada Rasululloh.
sumber : “Kaifa Turabbii ‘Abnaa’aka fii Haadzaz Zamaan?