FAATHIR’ : 31-
وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ هُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ إِنَّ اللَّهَ بِعِبَادِهِ لَخَبِيرٌ بَصِيرٌ
TERJEMAH :
Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al Kitab (Al Qur’an) itulah yang benar, dengan membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat (ke- adaan) hamba-hamba-Nya.
TAFSIR :
Dan al-Qur’an yang Kami turunkan kepadamu (wahai Rasul) adalah haq yang membenarkan kitab-kitab yang Allah turunkan kepada utusan-utusan-Nya sebelummu. Sesungguhnya Allah Maha Mengenal segala urusan hamba-hamba-Nya, Maha Melihat amal perbuatan mereka dan akan membalas mereka karenanya.
FAATHIR’ : 32-
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
TERJEMAH :
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang mengania- ya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan [1261] dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.
[1261] Yang dimaksud dengan “orang yang menganiaya dirinya sendiri” ia- lah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya, dan “pertengahan” ialah orang-orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya, sedang yang dimaksud dengan “orang-orang yang lebih dahulu dalam berbuat kebaikan” ialah orang-orang yang kebaikannya amat banyak dan amat jarang berbuat kesalahan.
TAFSIR :
Kemudian setelah binasanya umat-umat, Kami memberikan al-Qur’an kepada orang-orang yang Kami pilih dari umat Muhammad صلی الله عليه وسلم . Di antara mereka ada yang menzhalimi dirinya sendiri dengan melakukan sebagian kemaksiatan. Di antara mereka ada yang pertengahan, yaitu orang yang menjalankan kewajiban dan meninggalkan larangan-larangan. Dan di antara mereka ada yang berlomba-lomba dalam kebaikan dengan izin Allah, yakni bersungguh-sungguh dan bersegera dalam melakukan amal-amal shalih, baik yang fardhu maupun yang sunnah. Pemberian kitab dan pemilihan umat ini adalah karunia yang besar.
FAATHIR’ : 33-
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ
TERJEMAH :
(Bagi mereka) syurga ‘Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya me- reka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mu- tiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera.
TAFSIR :
Surga tempat tinggal yang langgeng bagi orang-orang yang telah Allah beri kitab. Di dalamnya mereka berhiaskan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan baju biasa mereka di surga adalah sutera, yakni baju-baju yang tipis.
FAATHIR’ : 34-
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ
TERJEMAH :
Dan mereka berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menghilang- kan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri.
TAFSIR :
Mereka berkata saat mereka masuk surga : Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan segala kesulitan dari kami, sesungguhnya Rabb kami benar-benar Maha Pengampun, di mana Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami, Mahasyukur di mana Dia menerima kebaikan-kebaikan dari kami dan melipatgandakannya.
FAATHIR’ : 35-
الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِن فَضْلِهِ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ
TERJEMAH :
Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia- Nya; didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu”.
TAFSIR :
Dia-lah yang membuat kami tinggal di surga dengan karunia-Nya, di dalamnya kami tidak merasa lelah atau capek.
Asbabun Nuzul :
Al-Baihaqi dalam al-Baats dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari jalan Nufai’ bin al-Harits dari Abdullah bin Abu Aufa berkata : Ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi صلی الله عليه وسلم : Ya Rasulullah, dengan tidur, Allah menenangkan kita di dunia, apakah di surga ada tidur?? Nabi صلی الله عليه وسلم menjawab : Tidak, karena tidur adalah saudara mati dan di surga tidak ada mati. Dia bertanya lagi : Lalu bagaimana mereka beristirahat?? Hal ini memberatkan Rasulullah صلی الله عليه وسلم , beliau bersabda : Di sana tidak ada kelelahan, semuanya nyaman. Maka turun ayat 35 ini.