AL BAQARAH : 251
فَهَزَمُوهُمْ بِإِذْنِ اللَّهِ وَقَتَلَ دَاوُودُ جَالُوتَ وَآتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَهُ مِمَّا يَشَاءُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَفَسَدَتِ الْأَرْضُ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ
Terjemah :
Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.
Tafsir :
Maka mereka berhasil mengalahkan Jalut dan bala tentaranya dengan izin Allah, Dawud membunuh panglima orang-orang sombong Jalut. Dan setelah itu Allah memberikan kerajaan dan kenabian kepada Dawud pada Bani Israil, dan mengajkarkan ilmu-ilmu yang Dia kehendaki kepadanya. Sekiranya Allah tidak mengalahkan dengan sebagian manusia -mereka adalah orang-orang yang taat dan beriman- terhadap sebagian yang lain -mereka adalah orang-orang durhaka dan mempersekutukan Allah- niscaya bumi akan menjadi rusak karena dominasi orang-orang kafir dan berkuasanya kelaliman serta ahli maksiat. Akan tetapi Allah adalah pemilik karunia atas seluruh makhluk.
AL BAQARAH : 252
تِلْكَ آيَاتُ اللَّهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ ۚ وَإِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ
Terjemah :
Itu adalah ayat-ayat dari Allah, Kami bacakan kepadamu dengan hak (benar) dan sesungguhnya kamu benar-benar salah seorang di antara nabi-nabi yang diutus.
Tafsir :
Itu adalah bukti-bukti dan tanda-tanda kebesaran Allah, Dia menceritakannya kepada engkau wahai Nabi dengan kebenaran. Dan sesungguhnya kamu benar-benar termasuk utusan Allah yang terpercaya.
AL BAQARAH : 253
تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۘ مِنْهُمْ مَنْ كَلَّمَ اللَّهُ ۖ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ ۚ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ ۗ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلَ الَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَلَٰكِنِ اخْتَلَفُوا فَمِنْهُمْ مَنْ آمَنَ وَمِنْهُمْ مَنْ كَفَرَ ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلُوا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ
Terjemah :
Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.
Tafsir :
Para Rasul yang mulia itu, sebagian dari mereka diunggulkan oleh Allah atas sebagian yang lainnya, menurut apa yang Allah anugerahkan kepada mereka. Di antara mereka ada yang Allah berbicara langsung kepadanya, yaitu Musa dan Muhammad. Ini menetapkan sifat kalam bagi Allah sesuai dengan keagungan-Nya. Di antara mereka ada yang Allah angkat ke derajat-derajat yang tinggi seperti Muhammad dengan keumuman risalah penutup nubuwwah, keunggulan umatnya atas umat-umat yang lain dan sebagainya. Dan Allah telah memberikan mukjizat-mukjizat yang mengagumkan dan mencengangkan kepada Isa putra Maryam seperti menyembuhkan orang buta bawaan sejak lahir dengan izin Allah, menyembuhkan penderita penyakii sopak dengan izin Allah dan menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan Allah mendukungnya dengan Jibril. Seandainya Allah berkehendak supaya orang-orang yang datang setelah para Rasul tersebut tidak bertikai setelah datang kepada mereka keterangan dari Allah, niscaya mereka tidak akan bertikai. Akan tetapi khilaf tetap terjadi di antara mereka; di antara mereka ada yang tetap teguh diatas imannya, dan diantara mereka ada yang tetap bersikukuh di atas kekufurannya. Kalau Allah berkehendak, setelah terjadi perselisihan diantara mereka yang membawa kepada pertikaian, niscaya mereka tidak bertikai. Akan tetapi Allah memberikan taufik-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki untuk menaati-Nya dan beriman kepada-Nya, dan membiarkan siapa yang Dia kehendaki sehingga dia mendurhakai-Nya dan kafir kepada-Nya. Dia melakukan dan memilih sebagaimana yang Dia kehendaki.
AL BAQARAH : 254
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفَاعَةٌ ۗ وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Terjemah :
Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafaat. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.
Tafsir :
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah, membenarkan Rasul-Nya dan mengamalkan petunjuk-Nya, keluarkanlah zakat yang wajib, bersedekahlah dari apa yang telah Allah berikan kepadamu sebelum tiba Hari Kiamat. Saat itu tiada lagi jual beli sehingga keuntungan bisa diraih, tiada harta yang bisa kalian gunakan untuk menebus diri kalian dari siksa Allah, tiada talian pertemanan yang bisa membantu kalian, tiada pemberi syafaat yang bisa meringankanmu dari siksa Allah. Dan orang-orang kafir adalah orang-orang zhalim yang melanggar batas-batas Allah.
AL BAQARAH : 255
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Terjemah :
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Tafsir :
Allah, tiada illah yang berhak untuk disembah selian Dia, Dia Mahahidup, Pemilik seluruh makna kehidupan sesuai dengan keagungan dan kebesaran-Nya, Pemelihara segala sesuatu, tidak pernah mengantuk apalagi tidur. Segala apa yang ada dilangit dan dibumi adalah milik-Nya, tidak ada seorangpun yang berani berbuat lancing dengan memberi syafaat dihadapan-Nya kecuali dengan izin-Nya. Ilmu-Nya mencakup segala apa yang ada, dimasa lalu, saat ini dan yang akan datang. Dia mengetahui perkara-perkara yang akan datang yang dihadapi oleh para makhluk dan mengetahui perkara-perkara masa lalu yang telah ditinggalkan oleh makhluk. Tidak seorangpun dari makhluk yang mengetahui sedikitpun dari ilmu-Nya , kecuali sebatas apa yang Allah ajarkan dan sampaikan kepadanya. Kursi-Nya meliputi langit-langit dan bumi. Kursi adalah tempat pijakan kedua kaki Rabb, dan hanya Allah yang mengetahui bagaimananya. Menjaga langit dan bumi tidak memberiatkan bagi Allah, Dialah yang Mahatinggi dengan Dzat dan sifat-sifat-Nya di atas seluruh makhluk-Nya, pemilik segala sifat keagungan dan kesombongan. Ayat ini adalah ayat yang paling agung di dalam al-Qur an dan bernama ayat kursi.
AL BAQARAH : 256
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Terjemah :
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Tafsir :
Karena agama ini telah sempurna dan bukti-buktinya pun jelas, maka tidak diperlukan pemaksaan untuk mengikutinya dari orang-orang yang telah ditetapkan jizyah atas mereka. Bukti-buktinya sudah terang, dengannya yang haq diketahui dari yang batil, hidayah dari kesesatan. Barangsiapa kafir kepada segala apa yang disembah selain Allah dan beriman kepada Allah, maka dia telah berjalan lurus dan tegak diatas jalan yang benar, berpegang kepada agama dengan tali yang paling kokoh yang tidak akan terputus. Allah Maha Mendengar kata-kata hamba-Nya, Maha Mengetahui niat dan perbuatan mereka, dan Dia akan membalas mereka atasnya.
Asbabun Nuzul :
Abu Dawud, an-Nasai, dan Ibnu Hibban meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata : Ada seorang wanita yang setiap kali melahirkan anaknya selalu meninggal dunia, maka dia bernadzar jika ada anaknya yang hidup maka dia akan menjadikannya Yahudi, pada saat bani an-Nadhir diusir dari Madinah, di antara mereka ada anak-anak orang-orang Anshar maka mereka berkata : Kami tidak akan membiarkan anak-anak kami. Maka Allah menurunkan ayat ini.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari jalan Said atau Ikrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata : Ayat ini turun pada seorang laki-laki Anshar dari Bani Salim bin Auf yang bernama al-Hushain, dia memiliki dua anak yang beragama Nasrani dan dia sendiri beragama Islam, lalu dia berkata kepada Nabi : Aku akan memaksa keduanya masuk Islam, tetapi keduanya menolak selain agama Nasrani? Maka turunlah ayat ini.
AL BAQARAH : 257
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Terjemah :
Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Tafsir :
Allah memperhatikan orang-orang beriman dengan pertolongan, taufik dan penjagaan-Nya, mengeluarkan mereka dari kegelapan kekufuran kepada cahaya iman. Sedangkan wali-wali dan penolong-penolong orang-orang kafir adalah sekutu-sekutu mereka dan berhala-berhala mereka yang mereka sembah selain Allah. Mereka mengeluarkan orang-orang kafir dari cahaya iman ke dalam kegelapan kekufuran. Mereka adalah para penghuni Neraka yang tinggal seterusnya di dalamnya, mereka kekal selama-lamanya dan tidak keluar darinya.
Asbabun Nuzul :
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abdah bin Abu Lubabah tentang firman Allah ayat 157 ini, Dia berkata : Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Nabi Isa, dan ketika Muhammad datang mereka juga beriman kepadanya, maka pada mereka turun ayat ini.
Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari Mujahid, ia berkata : Suatu kaum beriman kepada Nabi Isa dan kaum lainnya kafir kepadanya, ketika Muhammad diutus, kaum yang kafir kepada Nabi Isa beriman kepadanya sementara kaum yang beriman kepada Isa kafir kepadanya, maka Allah menurunkan aya
AL BAQARAH : 258
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِي حَآجَّ إِبْرَاهِيمَ فِي رِبِّهِ أَنْ آتَاهُ اللّهُ الْمُلْكَ إِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِـي وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا أُحْيِـي وَأُمِيتُ قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Terjemah :
Apakah kamu tidak memperhatikan orang [163] yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan, orang itu berkata: Saya dapat menghidupkan dan mematikan [164]). Ibrahim berkata: Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat, lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
________________________________________
[163] Yaitu Namrudz dari Babilonia.
[164] Maksudnya raja Namrudz dengan menghidupkan ialah membiarkan hidup, dan yang dimaksudnya dengan mematikan ialah membunuh. Perkataan itu untuk mengejek Nabi Ibrahim
Tafsir :
Apakah kamu melihat wahai Rasul sesuatu yang lebih menakjubkan daripada keadaan orang yang mendebat Ibrahim tentang tauhid Allah dan rububiyah-Nya, hanya karena Allah memberikan kerajaan kepadanya lalu dia menyombongkan diri dan bertanya kepada Ibrahim : Siapa Rabbmu? Maka Ibrahim menjawab : Rabbku adalah yang menghidupkan seluruh makhluk sehingga mereka semuanya hidup, mencabut kehidupan dari mereka sehingga mereka pun mati. Dialah satu-satunya pemegang kehidupan dan kematian. Dia berkata ; Aku pun juga bisa menghidupkan dan mematikan. Maksudnya membunuh siapa yang aku ingin bunuh dan membiarkan siapa yang ingin aku biarkan. Maka Ibrahim berkata kepadanya : Sesungguhnya Allah yang aku sembah mendatangkan matahari dari timur, apakah kamu dapat merubah sunnah Ilahiyah ini dengan mendatangkannya dari barat? Maka Raja kafir tersebut bingung dan habislah argumentasinya. Dia sama dengan orang-orang zhalim, di mana Allah tidak akan membimbing mereka ke jalan kebenaran dan haq.
AL BAQARAH : 259
أَوْ كَالَّذِي مَرَّ عَلَى قَرْيَةٍ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىَ يُحْيِـي هَـَذِهِ اللّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا فَأَمَاتَهُ اللّهُ مِئَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالَ بَل لَّبِثْتَ مِئَةَ عَامٍ فَانظُرْ إِلَى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ وَانظُرْ إِلَى حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ آيَةً لِّلنَّاسِ وَانظُرْ إِلَى العِظَامِ كَيْفَ نُنشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Terjemah :
Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur? Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: Berapakah lamanya kamu tinggal di sini? Ia menjawab: Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari. Allah berfirman: Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging. Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Tafsir :
Atau apakah kamu wahai Rasul melihat seperti seorang laki-laki yang melewati sebuah perkampungan yang telah hancur perumahannya dan temboknya menumpangi atapnya, lalu laki-laki itu berkata : Bagaimana Allah menghidupkan perkampungan yang telah mati ini? Lalu Allah mematikannya selama seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya kepadanya : Berapa lama kamu mati? Dia menjawab : Satu atau sebagian hari saja. Lalu Allah mengabarkan kepadanya bahwa dia telah mati selama seratus tahun, Allah memerintahkannya untuk melihat makanan dan minumannya, bagaimana Allah menjaga keduanya sehingga keduanya tidak basi selama masa yang panjang tersebut. Allah memintanya untuk melihat keledainya, bagaimana Allah menghidupkannya lagi setelah sebelumnya ia hanyalah tulang-belulang yang tercecer. Allah berfirman kepadanya : Kami akan menjadikanmu sebagai bukti bagi umat manusia. Yakni bukti nyata keuasaan Allah dalam membangkitkan sesudah kematian. Allah memerintahkannya agar melihat kepada tulang-belulang, bagaimana Allah mengangkat sebagian diatas sebagiannya yang lainnya, menyambung sebagian dengan sebagian lainnya, kemudian membungkusnya dengan daging setelah ia tersusun dengan sempurna, kemudian mengembalikan kehidupan kepadanya. Manakala dia melihat semua itu dengan mata kepalanya, dia pun mengakui keagungan Allah dan bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan dia sendiri menjadi bukti bagi manusia.
AL BAQARAH : 260
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِـي الْمَوْتَى قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِن قَالَ بَلَى وَلَـكِن لِّيَطْمَئِنَّ قَلْبِي قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلَى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا وَاعْلَمْ أَنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Terjemah :
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati. Allah berfirman: Belum yakinkah kamu ? Ibrahim menjawab: Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: (Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah [165] semuanya olehmu. (Allah berfirman): Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
________________________________________
[165] Pendapat diatas adalah menurut At-Thabari dan Ibnu Katsir, sedang menurut Abu Muslim Al Ashfahani pengertian ayat diatas bahwa Allah memberi penjelasan kepada Nabi Ibrahim u tentang cara Dia menghidupkan orang-orang yang mati. Disuruh-Nya Nabi Ibrahim u mengambil empat ekor burung lalu memeliharanya dan menjinakkannya hingga burung itu dapat datang seketika, bilamana dipanggil. Kemudian, burung-burung yang sudah pandai itu, diletakkan di atas tiap-tiap bukit seekor, lalu burung-burung itu dipanggil dengan satu tepukan/seruan, niscaya burung-burung itu akan datang dengan segera, walaupun tempatnya terpisah-pisah dan berjauhan. Maka demikian pula Allah menghidupkan orang-orang yang mati yang tersebar di mana-mana, dengan satu kalimat cipta hiduplah kamu semua pastilah mereka itu hidup kembali. Jadi menurut Abu Muslim sighat amr (bentuk kata perintah) dalam ayat ini, pengertiannya khabar (bentuk berita) sebagai cara penjelasan. Pendapat beliau ini dianut pula oleh Ar Razy dan Rasyid Ridha.
Tafsir :
Dan ingatlah wahai Rasul permintaan Ibrahim kepada Rabbnya agar memperlihatkan kepadanya bagaimana Dia menghidupkan. Maka Allah bertanya kepadanya : Apakah kamu belum beriman? Ibrahim menjawab : Sudah. Akan tetapi aku memohon hal itu untuk menambah keyakinan di atas keyakinanku. Allah berfirman : Ambillah empat ekor burung, kumpulkanlah dan sembelihlah lalu potong-potonglah ia, kemudian letakkan sebagian darinya di setiap gunung, lalu panggillah mereka niscaya mereka akan dating saat itu juga. Lalu Ibrahim melakukan dan memanggil, burung-burung itu hadir seperti sedia kala. Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, tidak ada yang bisa mengalahkan-Nya, Maha Bijaksana dalam perkataan, perbuatan, syariat dan takdir-Nya.