Tafsir Al-Muyasar Surat Thaha 121-125

THAHA : 121-

فَأَكَلَا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ الْجَنَّةِ وَعَصَى آدَمُ رَبَّهُ فَغَوَى

TERJEMAH :

Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia [950].

[950] Yang dimaksud dengan “durhaka” di sini ialah melanggar larangan Allah karena lupa, dengan tidak sengaja, sebagaimana disebutkan dalam ayat 115 surat ini. Dan yang dimaksud dengan “sesat” ialah mengikuti apa yang dibisikkan syaitan. Kesalahan Adam u meskipun tidak begitu besar menurut ukuran manusia biasa sudah dinamai durhaka dan sesat, karena tingginya martabat Adam u dan untuk menjadi teladan bagi orang besar dan pemimpin-pemimpin agar menjauhi perbuatan-perbuatan yang terlarang bagaimanapun kecilnya.

TAFSIR :

Maka Adam dan Hawa memakan dari buah pohon yang dilarang Allah memakannya, maka terbukalah aurat keduanya, padahal sebelumnya tertutup dari pandangan mata keduanya. Keduanya pun mulai mengambil daun-daun pepohonan surga dan menempelkannya pada tubuh keduanya, untuk menutupi aurat keduanya yang terbuka. Adam telah mendurhakai perintah Rabbnya, lalu ia tersesat dengan makan buah pohon yang dilarang Allah untuk mendekatinya.

THAHA : 122-

ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى

TERJEMAH :

Kemudian Tuhannya memilihnya [951] maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.

[951] Maksudnya: Allah memilih Nabi Adam u untuk menjadi orang yang dekat kepada-Nya.

TAFSIR :

Kemudian Allah memilih Adam, mendekatkannya (kepada-Nya), menerima taubatnya, dan menunjukkannya kepada jalan yang lurus.

THAHA : 123-

قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى

TERJEMAH :

Allah berfirman: “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.

TAFSIR :

Allah berfirman kepada Adam dan Hawa : Turunlah kalian dari surga semuanya bersama Iblis, lalu kalian dan dia adalah musuh. Jika datang kepada kalian petunjuk dan penjelasan dari-Ku, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk dan penjelasan-Ku serta mengamalkannya, maka ia lurus dan mendapat petunjuk di dunia, serta ia tidak akan celaka di akhirat dengan mendapatkan adzab dari Allah.

THAHA : 124-

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

TERJEMAH :

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.

TAFSIR :

Sebaliknya barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku yang Aku peringatkan kepadanya, maka dalam kehidupan dunia ini, ia mendapat penghidupan yang sempit lagi berat (meskipun secara lahiriahnya ia adalah orang yang berkelebihan dan berkelapangan), kuburnya disempitkan dan diadzab di dalamnya. Dan Kami akan menghimpunkannya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta, tidak bias melihat sesuatu dan tidak bias melihat hujjah.

THAHA : 125-

قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا

TERJEMAH :

Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?”

TAFSIR :

Orang yang berpaling dari peringatan Allah itu mengatakan : Wahai Rabbku, mengapa Engkau menghimpunku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat di dunia??

Bagikan

PPDB ONLINE

VIDEO PROFIL IBNU UMAR

Putar Video

TAFSIR AL- MUYASSAR

TAFSIR AL-MUYASAR SURAT AL-MUTHAFFIFIN AYAT 10-17

AL-MUTHAFFIFIN : 10-17 وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَۙ الَّذِيْنَ يُكَذِّبُوْنَ بِيَوْمِ الدِّيْنِۗ وَمَا يُكَذِّبُ بِهٖٓ اِلَّا كُلُّ مُعْتَدٍ اَثِيْمٍۙ اِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِ اٰيٰتُنَا قَالَ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَۗ كَلَّا بَلْ ۜرَانَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ كَلَّآ اِنَّهُمْ عَنْ رَّبِّهِمْ يَوْمَىِٕذٍ لَّمَحْجُوْبُوْنَۗ ثُمَّ اِنَّهُمْ لَصَالُوا الْجَحِيْمِۗ ثُمَّ يُقَالُ هٰذَا الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تُكَذِّبُوْنَۗ TERJEMAHAN : Kecelakaan yang besarlah pada

Selengkapnya »

TAFSIR AL-MUYASAR SURAT AL-MUTHAFFIFIN AYAT 7-9

AL-MUTHAFFIFIN : 7-9 كَلَّآ اِنَّ كِتٰبَ الْفُجَّارِ لَفِيْ سِجِّيْنٍۗ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا سِجِّيْنٌۗ كِتٰبٌ مَّرْقُوْمٌۗ TERJEMAHAN : Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam sijjin[1563]. Tahukah kamu apakah sijjin itu?(Ialah) kitab yang bertulis. [1563] Sijjin: nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang durhaka. TAFSIR : Sungguh bahwa tempat kembali orang-orang

Selengkapnya »
Scroll to Top