Tafsir Al-Muyasar Surat Hud 81-90

HUD : 81

قَالُواْ يَا لُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَن يَصِلُواْ إِلَيْكَ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِّنَ اللَّيْلِ وَلاَ يَلْتَفِتْ مِنكُمْ أَحَدٌ إِلاَّ امْرَأَتَكَ إِنَّهُ مُصِيبُهَا مَا أَصَابَهُمْ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ
Terjemah :
Para utusan (malaikat) berkata: “Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal [732], kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?”.

[732] Kata “tertinggal” di sini terjemahan dari kalimah “yaltafit.” Ada pula mufassir menterjemahkannya dengan “menoleh ke belakang”
Tafsir :
Para malaikat itu berkata : Wahai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan Rabbmu, yang diutus untuk membinasakan kaummu. Mereka tidak akan dapat mengganggumu. Maka keluarlah kamu bersama keluargamu dari desa ini pada akhir malam. Dan janganlah ada seorang pun yang menoleh ke belakang agar tidak melihat adzab yang diturunkan, maka dia akan ikut terkena. Akan tetapi, istrimu yang telah mengkhianatimu dengan menjadi kafir dan munafik akan kami binasakan pula bersama kaummu. Sesungguhnya saat jatuhnya adzab mereka adalah waktu Shubuh, yaitu waktu yang sudah dekat.

HUD : 82,83

فَلَمَّا جَاء أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّن سِجِّيلٍ مَّنضُودٍ

مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَ وَمَا هِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ
Terjemah :
Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim [733].

[733] Yakni orang-orang zalim itu karena kezalimannya, mereka pasti mendapat siksa yang demikian. Adapula sebagian mufassir mengartikan bahwa negeri kaum Luth yang dibinasakan itu tidak jauh dari negeri Mekah.
Tafsir :
Maka tatkala datang ketetapan Kami, yaitu dengan diturunkannya adzab kepada mereka, Kami balikkan kampung mereka, Kami jadikan atasnya yang mereka tinggali berada di bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar. Mereka satu sama lain berbaris saling mengikuti, yang diberi tanda oleh Allah dengan tanda yang telah diketahui, yaitu batu yang tidak mirip dengan batu yang ada di bumi. Batu yang dihujankan Allah kepada kaum Luth ini tidaklah jauh berbeda dengan yang akan dihujankan kepada kaum kafir Quraisy. Dalam ayat ini terdapat ancaman terhadap orang-orang yang berbuat dosa dan menentang Allah.

HUD : 84

وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُواْ اللّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـهٍ غَيْرُهُ وَلاَ تَنقُصُواْ الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِنِّيَ أَرَاكُم بِخَيْرٍ وَإِنِّيَ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُّحِيطٍ
Terjemah :
Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syuaib. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat).”
Tafsir :
Dan kepada penduduk Madyan, Kami utus saudara mereka, Syuaib. Dia berkata : Hai kaumku, sembahlah Allah semata, tidak ada bagi kalian sesembahan yang berhak disembah selain Dia yang Mahaagung lagi Mahatinggi maka ikhlaskanlah ibadah hanya kepada-Nya. Dan janganlah kalian mengurangi hak orang-orang dengan mengurangi takaran dan timbangan. Sesungguhnya aku melihat kalian dalam kehidupan yang baik, dan aku khawatir (karena kalian mengurangi takaran dan timbangan) Allah akan menurunkan adzab pada hari yang menyelimuti kalian (Hari Kiamat).

HUD : 85

وَيَا قَوْمِ أَوْفُواْ الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ وَلاَ تَبْخَسُواْ النَّاسَ أَشْيَاءهُمْ وَلاَ تَعْثَوْاْ فِي الأَرْضِ مُفْسِدِينَ
Terjemah :
Dan Syuaib berkata: “Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.
Tafsir :
Hai kaumku, sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kalian merugikan orang-orang akan hak mereka dalam segala hal. Janganlah kalian berjalan di bumi Allah dengan berbuat maksiat kepada-Nya dan menyebarkan kerusakan.

HUD : 86

بَقِيَّةُ اللّهِ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ وَمَا أَنَاْ عَلَيْكُم بِحَفِيظٍ
Terjemah :
Sisa (keuntungan) dari Allah [734] adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu”
________________________________________
[734] Yang dimaksud dengan “sisa keuntungan dari Allah” ialah keuntungan yang halal dalam perdagangan sesudah mencukupkan takaran dan timbangan.
Tafsir :
Sisa keuntungan halal yang kalian peroleh dengan menyempurnakan takaran dan timbangan padanya terdapat berkah dan itu lebih baik daripada kalian memperolehnya dengan cara mengurangi takarannya atau semisal itu dari usaha yang haram. Jika kalian beriman kepada Allah dengan sebenar-benarnya, maka laksanakanlah perintah-Nya. Aku bukanlah pengawas kalian yang menghitung amal-amal kalian.

HUD : 87

قَالُواْ يَا شُعَيْبُ أَصَلاَتُكَ تَأْمُرُكَ أَن نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا أَوْ أَن نَّفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا نَشَاء إِنَّكَ لَأَنتَ الْحَلِيمُ الرَّشِيدُ
Terjemah :
Mereka berkata: “Hai Syuaib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal [735].”
________________________________________
[735] Perkataan ini mereka ucapkan untuk mengejek Nabi Syuaib u
Tafsir :
Mereka berkata : Hai Syuaib, apakah shalat yang senantiasa kamu kerjakan itu menyuruhmu agar kami meninggalkan berhala-berhala dan patung-patung yang telah disembah oleh para leluhur kami, atau melarang kami bekerja mencari harta dengan yang kami bisa, yaitu dengan mengurangi timbangan dan menipu?? Mereka berkata (untuk mengejeknya) : Sesungguhnya engkau sangat pandai lagi baik dalam mengurusi harta.

HUD : 88

قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىَ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّي وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَى مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ إِنْ أُرِيدُ إِلاَّ الإِصْلاَحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلاَّ بِاللّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
Terjemah :
Syuaib berkata: “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.
Tafsir :
Syuaib berkata : Hai kaumku, tidakkah kalian melihat bahwa aku berada pada jalan yang jelas dari Rabbku mengenai apa yang aku serukan kepada kalian untuk ikhlas beribadah hanya kepada-Nya dan dari apa yang aku larang kalian darinya, yaitu merusak harta dan Allah telah memberiku rizki yang luas, halal dan baik?? Aku tidak bermaksud menyalahi kalian, yaitu dengan mengerjakan apa yang sudah aku larang. Aku tidak bermaksud apa-apa dengan perintah dan larangan tersebut, melainkan untuk memperbaiki akhlak kalian sesuai dengan kemampuan dan kesanggupanku. Dan tidak ada taufik bagiku (untuk mendatangkan kebenaran dan memperbaiki akhlak kalian) melainkan dengan pertolongan Allah. Hanya kepada Allah semata aku bertawakal, dan kepada-Nya aku kembali dengan bertaubat.

HUD : 89

وَيَا قَوْمِ لاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شِقَاقِي أَن يُصِيبَكُم مِّثْلُ مَا أَصَابَ قَوْمَ نُوحٍ أَوْ قَوْمَ هُودٍ أَوْ قَوْمَ صَالِحٍ وَمَا قَوْمُ لُوطٍ مِّنكُم بِبَعِيدٍ
Terjemah :
Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu.
Tafsir :
Hai kaumku, janganlah permusuhanku, kemarahanku dan perbedaan agama yang aku tentang dan lawan karena kalian kufur terhadap Allah menyebabkan kalian ditimpa adzab sebagaimana yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shalih, yaitu dengan dibinasakan. Juga adzab yang menimpa kaum Luth, padahal kaum Luth itu tidak jauh tempat dan masanya dari kalian.

HUD : 90

وَاسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٌ وَدُودٌ
Terjemah :
Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.
Tafsir :
Mohonlah ampun kepada Rabb kalian atas dosa-dosa kalian, kemudian kembalilah menaati-Nya dan teruslah seperti itu. Sesungguhnya Rabbku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih bagi orang yang bertaubat dan kembali kepada-Nya. Dia akan merahmati dan menerima taubatnya. Dalam ayat ini terdapat penetapan sifat rahmat dan mawaddah (pengasih) bagi Allah sesuai dengan yang layak dengan-Nya.

Bagikan

PPDB ONLINE

VIDEO PROFIL IBNU UMAR

Putar Video

TAFSIR AL- MUYASSAR

TAFSIR AL-MUYASAR SURAT AL-MUTHAFFIFIN AYAT 10-17

AL-MUTHAFFIFIN : 10-17 وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَۙ الَّذِيْنَ يُكَذِّبُوْنَ بِيَوْمِ الدِّيْنِۗ وَمَا يُكَذِّبُ بِهٖٓ اِلَّا كُلُّ مُعْتَدٍ اَثِيْمٍۙ اِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِ اٰيٰتُنَا قَالَ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَۗ كَلَّا بَلْ ۜرَانَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ كَلَّآ اِنَّهُمْ عَنْ رَّبِّهِمْ يَوْمَىِٕذٍ لَّمَحْجُوْبُوْنَۗ ثُمَّ اِنَّهُمْ لَصَالُوا الْجَحِيْمِۗ ثُمَّ يُقَالُ هٰذَا الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تُكَذِّبُوْنَۗ TERJEMAHAN : Kecelakaan yang besarlah pada

Selengkapnya »

TAFSIR AL-MUYASAR SURAT AL-MUTHAFFIFIN AYAT 7-9

AL-MUTHAFFIFIN : 7-9 كَلَّآ اِنَّ كِتٰبَ الْفُجَّارِ لَفِيْ سِجِّيْنٍۗ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا سِجِّيْنٌۗ كِتٰبٌ مَّرْقُوْمٌۗ TERJEMAHAN : Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam sijjin[1563]. Tahukah kamu apakah sijjin itu?(Ialah) kitab yang bertulis. [1563] Sijjin: nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang durhaka. TAFSIR : Sungguh bahwa tempat kembali orang-orang

Selengkapnya »
Scroll to Top